Alunan Senja
Angin kering berembus melalui persimpangan jalan
Menerbangkan dedaunan kering.
Bayangan memanjang Pohon-pohon ginkgo di sepanjang jalan
Kuselalu ingin menyaksikan musim ini
Meski tanpa jawaban,
Suara yang selalu memanggilku itu pun akhirnya sirna dalam sekejap mata
Kulewati hiruk pikuk khalayak di jalan raya
Menuju ke suatu tempat yang jauh, di mana tak ada seorang pun di sana
Aku paham,
Namun aku berpura tidak tahu
Seorang diri saja
Tak ada yang bisa kulakukan
Selamat tinggal, Segala ilusi yang pernah kujumpa
Pada langit lembayung senja ini
Pada kelemahan yang tertumpah ini
Yang ada di atas telapak tanganku adalah karangan bunga fana
Dan dengan ini,
Kabulkanlah harapanku
Agar kupaham apa rasa pedih itu
Kicauan sekelompok burung-burung yang terbang bermigrasi,
Akhirnya sirna ke dalam merahnya awan-awan senja
Terpisah jauh dari jalan pulang,
Kini aku seorang sendiri, Tak ada seorang pun di sini
Meski aku tersentuh oleh warna warni panorama yang kusadari
Namun seorang diri saja,
Aku membisu, tak bisa berkata apa-apa
Kutinggalkan seberkas ciuman untuk ilusi yang kucinta
Bintang sore pun masih belum bersinar di langit senja
Dimana gerangan malam pertengahan musim gugur memisahkan bulan yang samar?
Agarku paham apa rasa sakit itu
Hal yang kucari di tengah hari-hari yang terus berulang ini
Adalah harapan untuk terus melangkah maju
Selamat tinggal, Segala ilusi yang pernah kujumpa
Yang kudamba, sudah ada di langit ini
Hari-hari silih berganti
Yang ada di telapak tanganku ini telah berubah menjadi kelopak bunga
Dan dengan ini,
Dari ribuan luka, Aku mengenal pertemuan
Dari jutaan pertemuan, Aku mengenal harapan
Menerbangkan dedaunan kering.
Bayangan memanjang Pohon-pohon ginkgo di sepanjang jalan
Kuselalu ingin menyaksikan musim ini
Meski tanpa jawaban,
Suara yang selalu memanggilku itu pun akhirnya sirna dalam sekejap mata
Kulewati hiruk pikuk khalayak di jalan raya
Menuju ke suatu tempat yang jauh, di mana tak ada seorang pun di sana
Aku paham,
Namun aku berpura tidak tahu
Seorang diri saja
Tak ada yang bisa kulakukan
Selamat tinggal, Segala ilusi yang pernah kujumpa
Pada langit lembayung senja ini
Pada kelemahan yang tertumpah ini
Yang ada di atas telapak tanganku adalah karangan bunga fana
Dan dengan ini,
Kabulkanlah harapanku
Agar kupaham apa rasa pedih itu
Kicauan sekelompok burung-burung yang terbang bermigrasi,
Akhirnya sirna ke dalam merahnya awan-awan senja
Terpisah jauh dari jalan pulang,
Kini aku seorang sendiri, Tak ada seorang pun di sini
Meski aku tersentuh oleh warna warni panorama yang kusadari
Namun seorang diri saja,
Aku membisu, tak bisa berkata apa-apa
Kutinggalkan seberkas ciuman untuk ilusi yang kucinta
Bintang sore pun masih belum bersinar di langit senja
Dimana gerangan malam pertengahan musim gugur memisahkan bulan yang samar?
Agarku paham apa rasa sakit itu
Hal yang kucari di tengah hari-hari yang terus berulang ini
Adalah harapan untuk terus melangkah maju
Selamat tinggal, Segala ilusi yang pernah kujumpa
Yang kudamba, sudah ada di langit ini
Hari-hari silih berganti
Yang ada di telapak tanganku ini telah berubah menjadi kelopak bunga
Dan dengan ini,
Dari ribuan luka, Aku mengenal pertemuan
Dari jutaan pertemuan, Aku mengenal harapan
Komentar
Posting Komentar