Kemeriahan & Antusiasme Warga Desa Mojodadi Pada Saat Idul Adha

Assalamu'alaikum Warahmatullah Wabarakatuh

Sudah lama saya ga nge-blog, baru sekarang akhirnya punya cerita baru untuk dibagikan. (kayak ada yg nungguin tulisannya aja)
Sesuai dengan judulnya, kali ini saya akan membawa kalian ke desa Mojodadi, yang berada di Kecamatan Kemlagi.
"Kok tiba-tiba sudah di Mojodadi?", ya karena kebetulan saat ini aku sedang liburan bersama keluarga ke desa tersebut. Desa tempat ibuku berasal.
Langsung To The Point rek.
Di desa ini, setiap malam menjelang Hari Raya Lebaran (saat ini Idul Adha) selalu ramai dengan Takbiran keliling yang diikuti oleh hampir semua penduduk desa. tak heran semalam aku kurang bisa istirahat. :) :) :(
Untuk lebih detilnya bisa lihat beberapa gambar berikut:







beginilah keramaian pada malam takbiran semalam, cukup ramai bukan? warga desa ini cukup antusias mengikuti malam takbiran seperti ini, selain membawa bedug dalam gerobak, ada juga yang menempatkan sound system diatas mobil pick-up dan keliling kampung (tak sempat difoto), ada juga kembang api yang ditembakkan ke atas beberapa kali. yang kurang cuma satu, foto saya ga ada dalam takbiran malam itu. hmmmm (nasib tukang foto).
Terlepas dari cerita semalam (tentang takbiran), kita lanjutkan dengan cerita tentang persiapan warga saat akan menunaikan ibadah shalat Ied di Masjid Kalimati (itu nama daerahnya) yang sedang dalam proses pembangunan.
"tunggu, kalau masjidnya masih dalam proses pembangunan, terus para warga shalatnya dimana?"
nah itu dia yang mau saya ceritakan, jadi sabar sek bro.......
Warga desa mojodadi tak ingin kehilangan kesempatan untuk melaksanakan kewajiban yang hanya bisa dilakukan 2 kali dalam setahun ini. Meskipun masjid saat ini masih dalam proses proses pembangunan, tetapi warga tetap menjalankan ibadah shalat ini dengan menggelar karpet/semacam alas di sepanjang jalan sekitar masjid, bahkan saking penuhnya warga yang ingin mengikuti shalat Ied, ada juga yang rela shalat di teras rumah warga yang berada di samping masjid. ga usah panjang lebar (karena ga bisa susun kata) langsung lihat saja disini:













gimana? hebat kan warga kampung ini.......
Tak hanya sampai situ, setelah menjalankan shalat Ied. demi kesejahteraan bersama (kok jadi kayak pak RT di keluarga somat yah??) ehm, maksud saya demi menjalin tali silaturahmi antar warga, selesai shalat mereka langsung balik kanan (ala militer) terus saling bersalaman dari ujung sampai ujung pandang (maksudnya sejauh mata memandang), butuh waktu bagi saya untuk mencapai giliran bersalaman dan mendapatkan kesempatan untuk berfoto (selagi sempat), berikut fotonya:


Selesai salam-salaman, kita lanjutkan ke kegiatan puncak dari ibadah ini, tidak lain tidak bukan adalah (jeng jeng jeng jeeeeeng) Kurban......... (yeeeeeeee) #sok_heboh
Tradisi warga di kampung ini cukup unik, warga menyimpan sendiri hewan kurban mereka di rumah dan baru dianatarkan ke tempat kurban (dalam hal ini musholla atau masjid) pada saat setelah menunaikan shalat. tapi sebelum itu ada yg unik, kenapa saya bilang unik? karena sebelum diantar ke tempat penyembelihan hewan kurban, kambing ini dimandikan terlebih dahulu, ga percaya? lihat sendiri nih

terlihat ganteng kan kambingnya, hal ini dilakukan agar kambing terlihat bersih saat diantar ke tempat penyembelihan (bersih lho yaaa bukan wangi). Setelah dimandikan, kambing digiring ke tempat penyembelihan oleh pihak yang ingin berkurban/anggota keluarga yg ingin berkurban, bukan untuk riya' lho yaaa tapi agar pemilik kurban dan hewan kurbannya jadi lebih akrab sebelum detik-detik terakhir itu tiba (hiks hiks hiks). tidak bukan itu, yang jelas memang tradisinya seperti itu.
Sesampainya di tempat penyembelihan kurban, telah ada beberapa pria tangguh (sudah lewat dari dewasa) yang siap untuk menyembelih, menguliti, dan meng-apa-apai hewan kurban tersebut (positive thinking).
Awalnya mendaftarkan nama dari warga yang ingin berkurban (bukan yang akan dikurbankan) setelah itu hewan kurban langsung pegang oleh bapak-bapak yg daritadi sudah siap kemudian langsung di sembelih (moment paling mengerikan). Setelah di sembelih, langsung di serahkan kepada bapak-bapak yg bertugas untuk menguliti hewan kurban. Warga yang berkurban bisa ikut berpartisipasi dalam proses-proses tersebut, tapi jika tidak bisa ikut berpartisipasi disarankan untuk tetap berada ditempat untuk menyaksikan proses penyembelihan kurban sampai selesai emi kesempurnaan kurban yang dilakukan (itu kata panitia). silahkan lihat gambarnya:












yaaah seperti inilah Tradisi Idul Adha di Desa Mojodadi Kecamatan Kemlagi - Jawa Timur.
Hanya itu yg bisa saya ceritakan sejauh ini, lebih dankurangnya ya di tambah kurangi sendiri saja yaaa
terima kasih karena sudah membaca artikel / cerita ini.
sampai jumpa di tulisan berikutnya (yg ga tau kapan) :)

Wassalamu'alaikum Warahmatullah Wabarakatuh

Komentar

Postingan Populer