TEORI KONSUMSI (short)



Konsumsi, dari bahasa Belanda consumptie, ialah suatu kegiatan yang bertujuan mengurangi atau menghabiskan daya guna suatu benda, baik berupa barang maupun jasa, untuk memenuhi kebutuhan dan kepuasan secara langsung. Konsumen adalah setiap orang pemakai barang dan atau jasa yang tersedia dalam masyarakat, baik bagi kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain, maupun makhluk hidup lain dan tidak untuk diperdagangkan. Jika tujuan pembelian produk tersebut untuk dijual kembali, maka dia disebut pengecer atau distributor. Pada masa sekarang ini bukan suatu rahasia lagi bahwa sebenarnya konsumen adalah raja sebenarnya, oleh karena itu produsen yang memiliki prinsip holistic marketing sudah seharusnya memperhatikan semua yang menjadi hak-hak konsumen.
Ø Menurut Keynes, konsumsi memiliki 3 asumsi yaitu:
1.      Kecenderungan mengkonsumsi marjinal, artinya jumlah konsumsi bertambah dari setiap rupiah tambahan.
2.      Rasio konsumsi terhadap pendapatan, semakin tinggi pendapatan maka kecenderungan mengkonsumsi menurun ke tingkat rata-rata.
3.      Pendapatan sebagai determinan  konsumsi.
Ø Menurut Kuznets, teori ini merupakan bentuk anomali dari teori Keynes yang menjadi 2, yaitu:
1.      Secular Stagnation, kondisi depresiasi dari tingkat konsumsi yang berkepanjangan.
2.      Tingkatan perbandingan antara konsumsi dan pendapatan selalu stabil, karena tingkat pendapatan naik namun tingkat konsumsi tidak mengalami perubahan (dalam jangka panjang).
Ø Berdasarkan Hipotesis Siklus Hidup, teori ini menjelaskan bahwa faktor sosial dapat mempengaruhi pola konsumsi. Disebutkan ada 3 pola konsumsi yang terjadi akibat pengaruh faktor sosial ekonomi, antara lain:
1.      Kondisi dimana seseorang belum memiliki pendapatan namun ia memerlukan konsumsi, keadaan seperti ini sering dinamakan dissaving (pengeluaran > pendapatan).
2.      Kondisi dimana seseorang sudah memiliki pendapatan namun ia masih melakukan dissaving.
3.      Kondisi saat seseorang melakukan saving saat pendapatannya menjadi lebih besar dari tingkat konsumsi yang ia lakukan.
Ø Berdasarkan Hipotesis Pendapatan Permanen, pendapatan masyarakat dibedakan atas 2, yaitu:
1.      Pendapatan Permanen, pendapatan yang diharapkan terus bertahan di masa depan.
2.      Pendapatan sementara, pendapatan yang tidak diharapkan bertahan di masa depan.
Namun dalam melakukan konsumsi, konsumen harus bergantung pada tingkat Pendapatan Permanen karena konsumen menggunakan tabungan dan pinjaman untuk melancarkan konsumsi dalam menanggapi peubahan pendapatan sementara.
Ø Berdasarkan Hipotesis Pendapatan Relatif, menurut James Duesenberry ada dua asumsi yang digunakan dalam menyimpulkan teori mengenai konsumsi, antara lain:
1.      Selera sebuah rumah tangga atas barang konsumsi adalah interdependen.
2.      Pengeluaran konsumsi adalah irreversible, artinya pola pengeluaran saat pendapatan naik berbeda dengan keadaan pada saat pendapatan turun.
Dari kedua asumsi itu, dapat disimpulkan mengenai teori konsumsi antara lain:
1.      Konsumsi dalam jangka panjang, dimana pola konsumsi seorang konsumen dipengaruhi oleh pola konsumsi dari masyarakat sekitar.
2.      Konsumsi dalam jangka pendek, dimana tingkat konsumsi seorang konsumen dipengaruhi oleh besarnya penghasilan tertinggi yang pernah diperoleh si konsumen.
Ø Model Pilihan Antar Waktu Fisher
Menganalisa tentang seberapa rasional para konsumen dalam membuat pilihan antar waktu. Dalam teori ini, Fisher menjabarkan beberapa hal mengenai konsumsi seseorang. Pertama, konsumen harus memilih kombinasi dibawah garis anggaran; Kedua, konsumen akan memilih kombinasi konsumsi yang diinginkan disepanjang kurva indiferen; Ketiga, kensumen akan berusaha mencapai tingkat kurva indiferen setingggi-tingginya (titik optimum); Keempat, konsumen menaikkan tingkat konsumsi sesuai tingkat pendapatan; Kelima, perubahan suku bunga riil membuat perubahan kombinasi konsumsi; Keenam, meminjam dan menabung akan mempengaruhi konsumsi saat ini maupun yang akan datang.

Komentar

Posting Komentar

Postingan Populer